Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2020

Tentang dewasa.

Dewasa itu.. Simple, bahagia, bebas. Katanya sih gitu, padahal sih jauh dari itu, menurutku. Bagi ragaa yang belum genap 19 tahun ini, dewasa adalah suatu tahap paling mengerikan yang pernah terbayang dalam otaknya. Bagaimana tidak? Pembebanan tanggung jawab di mana-mana, suatu perbuatan menjadi memiliki banyak arti, banyak perspektif. Membayangkannya membuat bulu kudukku melambai-lambai, seakan memberi isyarat untuk menyerah. Cepat atau lambat, lepas dari orang tua akan terjadi pada akhirnya. Persoalan dunia itu luas dan kejam akan benar-benar dihadapi sendiri. Bukannya payah atau mencoba menjadi pengecut, tapi pernahkah berpikir, bagaimana jika jalan yang ku pilih pada akhirnya membawa malapetaka? Bagaimana jika aku tidak cukup baik untuk manusia lain? Bagaimana jika aku bahkan tidak bisa menghidupi diriku sendiri? Bagaimana jika aku tidak akan pernah berjumpa lagi dengan yang namanya "kebahagiaan"? Yah, ketakutan seperti itu pasti ada. Jika tid

a letter for you.

teruntuk; orang yang pernah baik ke aku, yang selalu baik ke aku. makasih ya, aku gak tau kenapa, tapi hati aku selalu meleleh setiap ada orang baik ke aku. apalagi yang terlihat banget tulusnya. aku gak tau juga kenapa, setiap ada orang baik datang, aku selalu merasa hina. kaya, ngga pantas gitu loh. selalu ada orang baik di sekitar aku. yang mana aku selalu haru tiap itu terjadi. terimakasih kalian, jajaran orang baik, yang menjadi salah satu guru aku untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. maaf ya, kalau balasan atas semua itu ke kalian nggak sebaik apa yang kalian beri ke aku, tapi aku selalu berusaha untuk itu. tau gak sih, kalau setiap kejadian indah bersama orang baik dalam hidupku, aku suka tiba-tiba nangis gitu. kaya misal, sesederhana kalian nemenin aku nyari sesuatu, padahal kalian ga dapat apa-apa dari aku. bensin kalian, yang bayar kalian, yang nyetir kalian, yang dapet untungnya aku. kaya, aku suka terharu gitu, Allah baik banget mendatangkan kalian ke dalam hidu

sebuah kicauan hati.

Hai, apa kabar? Teruntuk kalian yang setia membaca tulisan aku, sehat terus, ya! Bahagia terus. Semoga Tuhan selalu menjaga kalian.  Malam ini, aku kembali menulis setelah sekian lama. Bukannya apa, karena emang lagi kosong aja otaknya. Bukan kosong sih, lebih ke, terlalu banyak isinya sampai-sampai nggak tau lagi apa aja yang ada di dalamnya. Dan kali ini, aku memutuskan untuk menuliskan sebuah kicauan oleh hati ini yang telah ku kubur sekian lamanya. Aku nggak tau harus mulai dari mana, sejujurnya. Tapi aku akan coba, maaf kalau aneh. Akhir-akhir ini kepikiran aja, kenapa gitu? hehe. Menulis bagi aku adalah obat. Obat bagi segala penyakit yang aku rasakan. Baik emosional, maupun jasmani. Apapun situasinya, aku akan berusaha untuk menuangnya dalam sebuah tulisan. Berawal dari seorang gadis kecil yang tak pernah membuka mulutnya untuk sekedar bercerita, tak akan berbicara kecuali ditanya. Siapa? Aku lah. Apapun yang ku rasakan, pada akhirnya, menulis selalu men