Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Penerimaan Diri.

Seiring berputarnya jarum jam, seiring redupnya pancaran sinar matahari, rasa itu hadir. Rasa lemah, rasa letih, rasa remuk, rasa ingin menghilang. Pernah tidak merasa demikian? Bersama sinar mentari, kita membawa mata untuk melihat dunia. Dunia yang indah, dunia sempurna, dunia yang penuh kebahagiaan, dunia milik raga lain. Aku pernah mengalaminya, mungkin, sering? Hiruk piruk kota itu terdengar menyenangkan baginya, tapi tidak bagiku saat itu. Yang terasa hanyalah sesak, sukar untuk bernafas. Matahari siang itu terasa hangat baginya, sebaliknya, ia membakar lapisan kulitku perlahan-lahan. Melihat dunianya sangat menyenangkan, ya? Melihatnya menaiki podium kemenangan itu untuk ke 10 kalinya tahun ini, melihat raga lain tersenyum di atas sana, meski mereka sudah sering berada di sana. Terkadang, aku berangan, seperti apa ya rasanya tersenyum di sana? Apakah lebih menyenangkan dan melegakan? Huh, aku tak tau jawabannya. Ketika memutar kepala ke arah lain, dunia juga berputar. Menampilka

mindless thoughts.

Hey, it's been a while since the last time I wrote. So, how is it going? Did your day teach you new lessons? did they make you happy? I hope they always will. It's 8.44 pm in Yogyakarta, where I'm writing this. I am actually still in my recovery phase through the illness I had for a couple of weeks recently. If you ask me what happen, then my answer will be; I don't know. Here I am, crying silently with my tears having such racing with my snot (ew), but that's the fact, yes. Laying on my bed thinking about, why am I being emotionless recently? Something happened to me? Keep thinking about the cause, but it ended up leads me to one of the biggest things that I am scared to happen which; being forgotten. Some people probably never think about that or even don't care at all. But why did I care about it so much?  As you may know, I really love to write things down. I love to do journaling, I love to bring my camera wherever I go, I love to spend more films for polar

Tenggelam Dalam Pikiran.

Hari Senin. Hmm.. Semoga, atas apa yang telah terjadi pada semestamu, tidak akan pernah menyurutkan niat dan energimu untuk kembali menempuh jalan terbaik, ya? Semoga, atas apa yang telah tertinggal jauh di belakang, mampu menguatkan kuda-kuda kakimu untuk terus menatap apa yang ada di hadapanmu sekarang dan tidak berbalik, untuk menyesalinya. Hai, udah lama, ya, tidak bersapa.. Bagaimana hari-harimu? Ku rasa, banyak sekali hal yang telah terjadi belakangan ini. Ku rasa, skenario semesta semakin beragam. Keberagaman itu telah berhasil membungkamku, menenggelamkanku jauh dalam pemikiranku sendiri. Mungkin, itu salah satu sebab lamanya waktu istirahat yang ku ambil pada hari-hari yang lalu. Bicara mengenai skenario semesta, kurasa.. Tiap insan memiliki kisahnya sendiri, kan? Ada yang terus berputar di atas, ada yang terkadang berputar di bawah kemudian berpindah ke atas, ada juga yang terasa selalu berputar di bawah. Yah, kurang lebihnya seperti itu jika membicarakan sesuatu dari sudut p

what's inside my mind and heart

it was fine, totally. until I jumped back to the time where I gave my everything to achieve my goals. it was so tiring, but I am happy with the result. and lately, I've been overthought on those moments that I passed without even tried to put my best into it. I keep telling myself that it is fine, that I don't have to be on the top, every time I can do whatever makes me happy, I can explore myself, and no one has the right to stop me. but then I met these awesome people. these people aren't human I guess, lol. I mean who can manage those many activities and responsibilities at one time? I got overthink. I got to connect it to my past (which I was always giving the best at everything I could), I got to connect to a list of my dreams, I got to connect to everything that happened in my life lately. and I started to get insecure because of them.  it wasn't a really important thing to think about, actually. but I keep thinking of them.  until it bothered me, the whole month

Teruntuk: aku.

Teruntuk: aku. sudah lama tak bersapa. bagaimana kehidupan? ku rasa tidak begitu lancar, yah. banyak kericuhan yang terjadi, entah dari lingkungan dan pengaruh luar, pun perang dingin yang terjadi dalam pikiran sendiri. bagaimana hidup? aman? haha. aman sih, tapi, yah begitulah. akhir-akhir ini, kericuhan yang terjadi itu, sering di luar batas. batas apa? batas tubuh berdiri tegak, batas mata mampu untuk menangkap cahaya dan bayangan, batas indera pendengar untuk mendengar hiruk piruk yang ada, batas atau limitasi diri sendiri. alih-alih memberi salam sambutan hangat, kericuhan itu datang mengobrak-abrik segala benda yang dilihatnya, dalam hidupku. teruntuk aku, mungkin skenario yang terjadi belakangan ini menghancurkanmu. mengecilkanmu menjadi partikel yang melayang-layang bersama molekul bebas. bisa jadi ia menghapusmu, hingga dirimu merasa kehilangan jati diri. untuk diriku, ingatlah, bahwa itu semua adalah hal yang wajar. lingkungan bisa melakukan hal-hal itu kepada mereka yang dii

untuk diriku: kuat ya.

Gambar
Entah sudah berapa kali aku terjatuh, terbanting, remuk. Entah sudah berapa lama aku terpuruk di dasar jurang itu, Entah sudah berapa pertanyaanku lontarkan kepada semesta. Tak juga ku temukan jawabnya. Mengapa aku terjatuh, mengapa aku terbanting, mengapa aku remuk, mengapa harus aku yang terpuruk? Bertanya sampai ke ujung dunia pun tidak menjaminku mendapatkan jawabannya. Sudah mempersiapkan yang terbaik, sudah menghitung perkiraan, sudah berjaga-jaga -pun, akhirnya tetap terjatuh. Kadang, aku tak bisa mengelak bahwa tak jarang aku bertanya-tanya demikian. Mengapa? Mengapa aku? Terkadang, semua yang sederhana itu menjadi rumit. Apalagi ketika aku sudah mulai membawanya keluar. Yap, keluar dari dalam diriku. Membaginya kepada orang lain. Orang yang tepat mungkin akan membantu, namun bagaimana dengan yang lain? Yang tadinya akan diharapkan menguatkan kepingan tubuh ini, justru malah menghempasnya menjadi kepingan yang lebih kecil.  Lalu, apa? Ya, aku akan bertanya-tanya lagi, kenapa ak

Awal Baru

Banyak orang bilang, tahun sudah berganti. Beranjak-lah. Lupakan yang sudah berlalu.. Terkadang aku berpikir, bagaimana aku bisa lupa kalau setiap membuka mata saja mengingatkanku akan hal itu? Baik, buruk, senang, susah. Semua menjadi satu. Iya, memang, tahun sudah berganti. Tapi, aku tak begitu merasakan perbedaannya. Berbeda sih, tapi.. ya, seperti hari-hari pada umumnya. Beban itu tidak hilang begitu saja, dan banyak orang justru menganggapnya ringan dan bisa hilang begitu saja. Memangnya dia debu? Di sapu dan di pel saja sudah cukup? Kalau dilihat-lihat, tahun kemarin penuh makna. Mereka bilang, setahun itu telah mengajarkannya bagaimana cara untuk bangkit dan tetap kuat menghadapi waktu-waktu yang akan datang. Sebaliknya, yang kurasakan, tahun kemarin mengajarkanku untuk duduk. Duduk menghela nafas dan mengikhlaskan. Ada hal yang memang pantas dan harus diperjuangkan, dan ada hal yang memang lebih baik direlakan. Dan itu, yang ku dapat dalam hari-hari kemarin. Ketika orang bilang