a letter for you.

teruntuk; orang yang pernah baik ke aku, yang selalu baik ke aku.

makasih ya, aku gak tau kenapa, tapi hati aku selalu meleleh setiap ada orang baik ke aku. apalagi yang terlihat banget tulusnya. aku gak tau juga kenapa, setiap ada orang baik datang, aku selalu merasa hina. kaya, ngga pantas gitu loh. selalu ada orang baik di sekitar aku. yang mana aku selalu haru tiap itu terjadi. terimakasih kalian, jajaran orang baik, yang menjadi salah satu guru aku untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. maaf ya, kalau balasan atas semua itu ke kalian nggak sebaik apa yang kalian beri ke aku, tapi aku selalu berusaha untuk itu. tau gak sih, kalau setiap kejadian indah bersama orang baik dalam hidupku, aku suka tiba-tiba nangis gitu. kaya misal, sesederhana kalian nemenin aku nyari sesuatu, padahal kalian ga dapat apa-apa dari aku. bensin kalian, yang bayar kalian, yang nyetir kalian, yang dapet untungnya aku. kaya, aku suka terharu gitu, Allah baik banget mendatangkan kalian ke dalam hidupku. gak cuma satu orang lagi, banyak. aku gak ngerti lagi.

mulai dari beberapa temen sekelas yang selalu maksa aku untuk keluar sesederhana cari makan malam bareng, sesama pejuang perantau diumur 15 tahun. sesederhana kalian datengin kos aku tiba-tiba, aku baru banget bangun tidur habis nangis kangen rumah haha, bawa nasgor padma. hayo siapa itu? yang ngerasa, makasih ya! berkat kalian, masa rantau awalku jadi indah.

ada juga teman yang selalu iya-iya aja saat aku cerewet, ngajak dia ke mana-mana, jalan kaki berkilo-kilo demi ngemat duit di ongkos, karena saatu itu masih jarang ojol, untuk bayar taksi, mahal banget. dan sekarang jadi temen receh, teman touring, temen hanfot,, temen ngejurnal, entah udah berapa cafe kita datangi, berapa alam kita telusuri. makasih ya udah sabar berteman denganku!

sederhana banget ya bahagia ku. hehe, buat kamu juga, temen baikku. yang selalu ngajak ke mana-mana random banget. makan angkringan lah, makan penyetan lesehan, makan sogul, skip GO demi makan atau thawafin mall. aku merasa hidup banget deh saat itu. aku gak pernah punya temen segitunya. makasih ya! kamu selalu baik, bahkan kamu sering bayarin demi biar aku bisa nemenin kamu pergi hahaha.

sesederhana, kamu, temen ceritaku, rela tiap pagi selama sekitar 3 minggu antar jemput aku sekolah, berangkat lebih pagi, karena kamu baru belajar naik motor takut kenapa-napa kalo udah rame, cuma gara-gara kakiku keseleo ga boleh jalan jauh dari kosku yang terpencil bagai mengarungi lautan itu. makasih ya, aku seneng banget liat kamu seneng tiap pagi aku kasih kamu coklat sebagai bayaran udah jadi ojekku hahaha. kamu sekarang berubah jadi kaya malaikat. selalu ingetin aku kalau aku salah, selalu cerita hari-harimu, selalu khawatir kalau suatu saat kamu akan kehilangan aku sebagai temanmu. aku pernah bener-bener nangis karena takut omonganmu itu terjadi huhu, semoga nggak ya! :")  

sesederhana, temen berbagi aku. nangis-nangis hanya karena nilai yang jatuh. temen seperjuangan, temen belajar, temen ambis, walau akhirnya suka mlipir nonton bioskop lah, baca novel, malah main ke mana-mana. nggak papa, kita masih remaja, nikmati aja haha. semoga kita sukses ya!

sesederhana temen kuliah aku yang selalu baik meski terselubung baiknya. aku baru sadar kamu sebaik itu saat aku tiba-tiba sakit gara-gara aku maksain begadang, dan aku cuma ngasih tau kamu, jadi nggak ada orang lain yang tau, padahal saat itu ada forkat. hahaha, ada yang tau sih karena kamu kasih tau, lagian aku pikir juga, siapa yang akan peduli juga? hahahha, aku cuma mood makan pisang waktu itu, kamu pulang forkat langsung ke kos bawa pisang sama teh hangat dan paksa aku buat makan biar sembuh. huaa, makasih ya teman sambat! kita kaya terkucilkan gitu deh, tapi aku senang, setidaknya aku gak sendiri dan aku bahagia meski ya cuma gini-gini aja.

sesederhana kamu, temen baru, yang selalu baik menawarkan banyak hal yang pastinya itu merepotkan kamu, hanya untuk buat aku senang, dan kamu selalu terlihat tulus melakukannya. kamu yang nggak mau diganti apapun, yang gak selalu menolak kalo aku kasih sesuatu dengan bilang, gak papa santai aja ih gak usah. aku nggak nyangka, kamu bisa sebaik ituu. aku nggak ngerti kamunya terlalu baik atau gimana, tapi jujur aku suka nangis di belakang kamu, karena aku kesel, kenapa kamu baik banget dan bisa setulus itu!!! sementara aku gak bisa kasih sesuatu in return. makasih ya, udah tulus. aku gak tau kamu tulus atau nggak si sebenarnya, tapi yang aku lihat begitu. tau nggak? aku takut banget ngehubungin kamu, aku berusaha nahan diri karena kamu terlihat sangatlah sibuk dan tidak mau diganggu. kaya, aku takut aja ganggu, sementara aku gak bisa banget diem gitu kalau nggak kontakan lama sama temen aku, apalagi dia yang sudah baik ke aku. tapi nggak papa, semangat terus ya! makasih sudah baik.

sesederhana kamu, temen baru aku yang tiba-tiba jadi akrab gara-gara random chat, random curhat, ternyata kita punya kepribadian yang sama. kamu selalu berusaha menenangkan aku kalau stress, kamu yang selalu memberi aku ruang untuk menenangkan diri dan hadir beberapa saat kemudian untuk memastikan aku baik-baik saja. terimakasih ya!

sesederhana kamu, temen baikkk. pertemuan kita yang berbeda, kita terperangkap dalam satu project yang memaksa kita mau tidak mau untuk menjadi akrab. kamu selalu mendengar keluh kesahku, kamu yang sama persis kayak aku, kalau liat kamu kaya lagi bercermin tau gak sih? kamu yang kalau lagi capek, keliatan banget dan itu bikin aku pengen nangis, karena kamu di mata aku kaya, adik kecilku yang ceria. makasih ya, udah berbagi kebahagiaan bersama, dan mau terbuka denganku, mau berjuang bersama.

sesederhana kalian, yang selalu mendukung aku, apapun yang aku lakuin. setiap cerita yang aku bagikan, di saat aku salah, kaliah nggak sungkan buat tegur aku, karena memang aku yang salah. aku makasih banget untuk itu. berarti kalian jujur nggak main belakang :( makasih buat kalian yang selalu baca tulisan aku, denger podcast aku, mereply storyku hanya sekedar untuk mengapresiasi dan menenangkan, menanggapi personal chat dari aku, menenangkan aku, terimakasih sangat banyak!!

terimakasih kalian semua, manusia baik. jangan berhenti jadi baik, ya! aku sayang kalian!


-sei. 23.06.20

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tenggelam Dalam Pikiran.

Hari Senin. Hmm.. Semoga, atas apa yang telah terjadi pada semestamu, tidak akan pernah menyurutkan niat dan energimu untuk kembali menempuh jalan terbaik, ya? Semoga, atas apa yang telah tertinggal jauh di belakang, mampu menguatkan kuda-kuda kakimu untuk terus menatap apa yang ada di hadapanmu sekarang dan tidak berbalik, untuk menyesalinya. Hai, udah lama, ya, tidak bersapa.. Bagaimana hari-harimu? Ku rasa, banyak sekali hal yang telah terjadi belakangan ini. Ku rasa, skenario semesta semakin beragam. Keberagaman itu telah berhasil membungkamku, menenggelamkanku jauh dalam pemikiranku sendiri. Mungkin, itu salah satu sebab lamanya waktu istirahat yang ku ambil pada hari-hari yang lalu. Bicara mengenai skenario semesta, kurasa.. Tiap insan memiliki kisahnya sendiri, kan? Ada yang terus berputar di atas, ada yang terkadang berputar di bawah kemudian berpindah ke atas, ada juga yang terasa selalu berputar di bawah. Yah, kurang lebihnya seperti itu jika membicarakan sesuatu dari sudut p...
Baca selengkapnya

Siapa?

Di sudut itu, seorang gadis tertunduk. Tak ada yang dapat dilihat darinya selain lengan yang terlipat dibaluti garis-garis yang menghitam, beberapa darinya memudar, kaki telanjangnya dengan kuku yang membiru, dan rambut panjangnya terjuntai indah, bagi ia yang dapat melihatnya. Gadis itu tidak sendiri. Ia memiliki penjaga di sisinya, yang tak lain adalah kesunyian. Jika diperhatikan, tubuh mungilnya mulai bergetar seiring cipratan berwarna biru menjalar naik melalui kakinya. Jemari ringkih yang hampir tidak dapat diregangkan itu bertaut satu dengan lainnya, berusaha memanggil teman yang telah lama pergi, kehangatan.  Entah sudah berapa lama gadis itu terduduk di sana, namun melalui angin yang berhembus, alam berkata, "sudah cukup lama. cukup bagi gadis lain seumurannya untuk mendapat gelar sarjananya." Alam hanya menggeleng ketika sebuah pertanyaan mengudara, "apa yang terjadi?"  Ia tersenyum pahit seiring mengingat masa ketika gadis itu pertama datang dan mendudukk...
Baca selengkapnya

Awal Baru

Banyak orang bilang, tahun sudah berganti. Beranjak-lah. Lupakan yang sudah berlalu.. Terkadang aku berpikir, bagaimana aku bisa lupa kalau setiap membuka mata saja mengingatkanku akan hal itu? Baik, buruk, senang, susah. Semua menjadi satu. Iya, memang, tahun sudah berganti. Tapi, aku tak begitu merasakan perbedaannya. Berbeda sih, tapi.. ya, seperti hari-hari pada umumnya. Beban itu tidak hilang begitu saja, dan banyak orang justru menganggapnya ringan dan bisa hilang begitu saja. Memangnya dia debu? Di sapu dan di pel saja sudah cukup? Kalau dilihat-lihat, tahun kemarin penuh makna. Mereka bilang, setahun itu telah mengajarkannya bagaimana cara untuk bangkit dan tetap kuat menghadapi waktu-waktu yang akan datang. Sebaliknya, yang kurasakan, tahun kemarin mengajarkanku untuk duduk. Duduk menghela nafas dan mengikhlaskan. Ada hal yang memang pantas dan harus diperjuangkan, dan ada hal yang memang lebih baik direlakan. Dan itu, yang ku dapat dalam hari-hari kemarin. Ketika orang bilang...
Baca selengkapnya