Teruntuk: aku.
Teruntuk: aku. sudah lama tak bersapa. bagaimana kehidupan? ku rasa tidak begitu lancar, yah. banyak kericuhan yang terjadi, entah dari lingkungan dan pengaruh luar, pun perang dingin yang terjadi dalam pikiran sendiri. bagaimana hidup? aman? haha. aman sih, tapi, yah begitulah. akhir-akhir ini, kericuhan yang terjadi itu, sering di luar batas. batas apa? batas tubuh berdiri tegak, batas mata mampu untuk menangkap cahaya dan bayangan, batas indera pendengar untuk mendengar hiruk piruk yang ada, batas atau limitasi diri sendiri. alih-alih memberi salam sambutan hangat, kericuhan itu datang mengobrak-abrik segala benda yang dilihatnya, dalam hidupku. teruntuk aku, mungkin skenario yang terjadi belakangan ini menghancurkanmu. mengecilkanmu menjadi partikel yang melayang-layang bersama molekul bebas. bisa jadi ia menghapusmu, hingga dirimu merasa kehilangan jati diri. untuk diriku, ingatlah, bahwa itu semua adalah hal yang wajar. lingkungan bisa melakukan hal-hal itu kepada mereka yang dii...